April 27, 2011

TULISAN ILMIAH POPULER DALAM MEDIA MASSA


PENDAHULUAN


    Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Sebagai sebuah proses transfer ilmu dan informasi, semakin hari aktivitas menulis semakin urgen untuk ditekuni. Ada banyak jenis tulisan yang dapat dinikmati di zaman sekarang. Kecanggihan teknologi telah mewujudkan hal-hal yang dulu hanya menjadi khayalan para pendahulu kita. Hari ini, kumpulan karya tulis dapat dinikmati dengan mudah. Dari Koran, majalah, jurnal ilmiah, buku-buku fiksi, hingga internet yang secara cuma-cuma mengobral informasi dan ilmu dari dunia maya. Perkembangan dunia tulis menulis demikian pesatnya. Bentuk karya tulis semakin berwarna dan beragam. Tapi pada hakikatnya, karya tulis terbagi kepada dua pembagian besar: fiksi dan non-fiksi. Satu diantara jenis tulisan non-fiksi yang banyak kita temukan adalah karya tulis ilmiah populer. Hampir setiap surat kabar harian dan mingguan memuat berita-berita dan tulisan ilmiah populer ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan dekade sebelumnya, berita dan tulisan iptek tidak lagi dipandang sebagai
suatu yang eksklusif, tetapi sudah menjadi bacaan bagi masyarakat luas. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didorong oleh teknologi informasi seperti Internet, berhasil menggugah keingintahuan masyarakat terhadap sains. Belum lagi peristiwa-peristiwa alam, mulai dari banjir, gempa bumi, wabah penyakit, hingga kecelakaan pesawat terbang, yang semuanya itu bisa dijelaskan melalui pendekatan sains, membuat masyarakat mulai akrab misalnya dengan istilah daya dukung lingkungan (carrying capacity), daerah tangkapan air (DTA), retakan bawah di permukaan bumi, evolusi virus hingga H5N1. Maka tidaklah mengherankan, media massa terus mencoba memenuhi kebutuhan pembacanya akan sajian-sajian Iptek. Dengan intensitas dan visi redaksional yang berbeda-beda, setiap media akan mencoba menyajikan tulisan-tulisan Iptek sesuai selera dan segmen pembacanya.


Untuk memahami jenis tulisan ilmiah populer secara lebih dekat, akan lebih baik bila dilakukan terlebih dahulu pengkajian terhadap pengertian kata: tulisan, ilmiah, dan populer itu sendiri. Dari sana akan ditemukan makna yang utuh tentang tulisan ilmiah populer. Disini juga kita akan memahami tentang karya ilmiah, jenis tulisan ilmiah populer, dan tulisan ilmiah populer dalam media massa.

TULISAN ILMIAH POPULER DALAM MEDIA MASSA

 PENGERTIAN

Tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut penulis. Ia bukan pengarang. Sebab ia memang hanya mengkompilasikan (meringkas dan menggabungkan menjadi satu) pelbagai bahan informasi sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah cerita baru lagi yang lebih utuh.


Ilmiah berarti bersifat ilmu, atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan konsisten. Karya tulis ilmiah diartikan sebagai karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metode dan kaidah penulisan yang baik dan benar. Menurut Suhardjono karya tulis ilmiah adalah berbagai macam tulisan yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan menggunakan tata cara ilmiah atau dengan kata lain karya tulis ilmiah adalah laporan tertulis hasil kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah dapat berbentuk laporan penelitian, tulisan ilmiah popular, buku, dan lain-lain.


Karya tulis ilmiah adalah kegiatan penuangan data lapangan atau gagasan pemikiran ke dalam bentuk karangan dengan mengikuti aturan dan metode ilmu pengetahuan, sehingga menghasilkan informasi ilmiah yang dapat didiskusikan dan disebarluaskan kepada masyarakat. Karya tulis ilmiah adalah modifikasi realita menjadi data kegiatan penuilisan, tersusun dalam struktur bagian-bagian yang sistematis dan tersaji dalam bahasa dimana kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraph demi paragraph diatur sesuai langkah-langkah yang umum disepakati dalam penyajian suatu ilmu pengetahuan. Dengan kata lain karya tulis ilmiah adalah kegiatan penuangan data lapangan atau gagasan pemikiran ke dalam bentuk karangan dengan mengikuti aturan dan metode ilmu pengethuan, sehingga menghasilkan informasi ilmiah yang dapat didiskusikan dan disebarluaskan kepada masyarakat.

CIRI – CIRI KARYA TULIS ILMIAH

  • Suatu tulisan dapat dikatakan sebagai karya tulis ilmiah apabila memiliki ciri sebagai berikut:


  1. disertakan fakta dan data yang bukan merupakan khayalan ataupun pendapat pribadi;

  2. disajikan dengan bentuk ilmiah, objektif atau apa adanya;

  3. menggunakan bahasa baku (ilmiah), lugas, jelas, dan jauh dari makna konotasi/ambiguous.

  • Lebih spesifik, karya ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Mendalam/tuntas, yaitu masalah dibahas sampai kepada masalah dasarnya.
  2. Objektif, yaitu masalah diungkapkan sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh opini subjektif penulisnya.
  3. Sistematis, yaitu masalah dibahas menurut pola tertantu sehingga jelas urutan dan kaitan antar unsure-unsur dalam tulisan tersebut.
  4. Cermat, yaitu pembahasan dan penulisan sedapat mungkin tanpa kesalahan.
  5. Lugas tanpa basa basi tetapi langsung mengenai masalah yang dikaji.
  6. Tidak melibatkan perasaan seperti keharuan, kebencian, dan kekaguman.
  7. Berlaku umum, artinya kesimpulan berlaku bagi semua populasi kajian.
  8. Menggunakan bahasa baku, tepat, ringkas, dan jelas.
  • Selain dari itu, suatu karya tulis disebut karya tulis ilmiah bilamana minimal memenuhi syarat sebagai berikut:
  1. isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah;
  2. langkah-langkah kegiatannya dijiwai atau menggunakan metode berpikir ilmiah;
  3. sosok tampilannya sesuai dan telah mempunyai persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
Karya tulis ilmiah berfungsi sebagai sarana untuk menuangkan gagasan, pemikiran, dan hasil pencarian manusia terhadap sesuatu yang ingin diketahuinya.
MACAM – MACAM KARYA TULIS ILMIAH
Secara umum karya tulis ilmiah terbagi atas beberapa jenis, antara lain :
  • Laporan Hasil Kegiatan Ilmiah
  • Tulisan Ilmiah Populer (Artikel)
  • Tulisan Ilmiah Murni (Skripsi/Tesis)
  • Makalah Ilmiah
  • Buku Ilmiah
Membuat Karya Tulis Ilmiah Populer

Secara umum, sekurang-kurangnya ada tiga proses menulis yang ditawarkan oleh David Nunan, yakni:
  1. tahap pra-penulisan
  2. tahap penulisan
  3. tahap perbaikan (editing)
Dalam prakteknya proses ini akan menjadi empat tahap, yaitu:
  1. tahap persiapan (pra-penulisan)
  2. tahap inkubasi
  3. tahap iluminasi
  4. tahap verifikasi/evaluasi
Hampir semua proses menulis (esai, opini/artikel, karya ilmiah, artistic, dan lain-lain) melalui keempat tahap ini. Berikut paparan keempat fase ini:
  • Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.
  • Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam.
  • Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini, apa yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar. Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika kita duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di supermarket, sedang makan, sedang mandi, dan lain-lain. Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Agar gagasan tidak menguap begitu saja, seorang pembelajar menulis yang baik selalu menyediakan ballpoint atau pensil dan kertas di dekatnya, bahkan dalam tasnya ke mana pun ia pergi.
  • Keempat, tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Beberapa Catatan Penting yang Perlu Diperhatikan Dalam Penulisan Karya tulis Ilmiah Populer

1.    Dalam konsep penulisan hard news (berita singkat) ada sistem yang disebut alur piramida terbalik, yang berarti dimulai dari informasi yang terpenting sampai ke detail yang kurang penting. Keuntungannya, pembaca cepat mendapat informasi utama. Untuk sebuah karya ilmiah seperti ilmiah populer, model ini kurang tepat untuk digunakan. Sebab terkesan membosankan. Hal yang terpenting sudah diketahui di awal, pembaca merasa sudah cukup dengan paragraf-paragraf awal. Tidak ada unsur menggelitik rasa ingin tahu lebih lanjut. Walau tidak salah, sistem penulisan seperti ini akan mengurangi daya tarik sebuah karya tulis ilmiah.

2.    Tentukan secara pasti, Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda, media apa yang anda pilih (internet, televisi, koran, majalah, radio, dsb), gaya penulisan apa yang paling tepat, serta kira-kira berapa lama pembaca meluangkan waktu untuk membaca tulisan anda. Walau factor-faktor ini lazim digunakan untuk semua jenis karya tulis, tapi untuk penulisan ilmiah populer ia menjadi lebih urgen. Karena sekali lagi, sesungguhnya ilmiah populer adalah papan yang menjembatani antara ilmu dengan masyarakat umum. Sehingga pemilihan kata, pertimbangan segmen tulisan, termasuk kemungkinan waktu pembaca amat penting dipertimbangkan.

3.    Kecerdasan menentukan topik bahasan akan sangat berpengaruh kepada menarik atau tidaknya hasil karya tulis. Ada beberapa kiat untuk menarik minat pembaca terhadap sebuah tulisan seperti ilmiah populer, di antaranya:
  1. Kaitkan dengan kondisi actual
  2. Kaitkan dengan aktivitas sehari-hari
  3. Perkenalkan ilmu atau temuan baru
  4. Bahas permasalahan dengan sudut pandang yang baru, atau berbeda dengan bahasan-bahasan topik sejenis.
    TULISAN ILMIAH POPULER
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak. Istilah popular merujuk kepada penggunaan bahasa yang relatif lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh masyarakat pembacanya yang begitu beragam.

Setelah pemaparan singkat ini, kita dapat menarik kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah populer. Maka karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam. Dengan pengertian seperti ini, benar bila dikatakan bahwa ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmu dengan masyarakat awam. Bila ingin ditambahkan dengan penjelasan kata tulisan di awal tadi, maka dapat kita katakan bahwa tulisan ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur, mengutip, dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang lain, dari pada menulis murni gagasan, pendapat, dan pernyataan sendiri. Artinya, karya tulis ilmiah lebih cocok disebut sebagai tulisan ketimbang karangan. Satu hal yang pasti kata-kata ilmiah tetap menggambarkan pertanggungjawaban penulisnya secara ilmiah dengan pencantuman sumber rujukan.
Perbedaan Antara Tulisan Ilmiah Populer dengan Tulisan Ilmiah Murni

Dapat disimpulkan bahwa beda antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dll) sesungguhnya terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.

Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.
TULISAN ILMIAH POPULER DALAM MEDIA MASSA
Artikel merupakan jenis tulisan ilmiah populer yang dipublikasikan kepada umum. Artikel merupakan karya tulis ilmiah yang sudah dikemas dengan menggunakan bahasa yang diperkirakan akan dapat dipahami oleh para pembaca dalam lingkup yang lebih luas. Karya tulis ini biasanya disajikan dalam media cetak, dan berupa opini yang dikemas dalam bentuk karya tulis ilmiah populer. Masalah yang diasajikan dalam artikel biasanya persoalan yang sedang hangat dibicarakan.

Ulasan dan kajian dalam artikel berisi pandangan, tanggapan, harapan, dan penilaian disertai saran-saran pemecahannya. Untuk memperkuat argument dalam artikel bias digunakan landasan teori dari berbagai literature, kebijakan, fakta-fakta, atau logika umum.

Pedoman Penulisan pada Tulisan Ilmiah Populer (Artikel)

Artikel hendaknya berisi tema dan masalah yang aktual, memberi manfaat kepada masyarakat, kebenaran isi dapat dipertanggungjawabkan, objektif, dan tiadak mendiskreditkan pihak-pihak tertentu.

Penyajian artikel dalam media masa tidak memerlukan kata pengantar, daftar isi, bahkan kepustakaan, yang paling penting adalah isi kajiannya. Judul dari artikel di media masa harus menarik atau menggugah pembaca, tetapi tidak terlalu panjang. Menurut Sudjana, dkk. Ada tiga hal yang perlu dituis dalam tulisan ilmiah di media masa, yakni deskripsi permasalahan, ulasan permasalahan, dan kesimpulan atau saran pemecahan.

Karakteristik Media Massa

Hampir setiap surat kabar harian dan mingguan memuat berita-berita dan tulisan ilmiah populer ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan dekade sebelumnya, berita dan tulisan iptek tidak lagi dipandang sebagai suatu yang eksklusif, tetapi sudah menjadi bacaan bagi masyarakat luas. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didorong oleh teknologi informasi seperti Internet, berhasil menggugah keingintahuan masyarakat terhadap sains. Belum lagi peristiwa-peristiwa alam, mulai dari banjir, gempa bumi, wabah penyakit, hingga kecelakaan pesawat terbang, yang semuanya itu bisa dijelaskan melalui pendekatan sains, membuat masyarakat mulai akrab misalnya dengan istilah daya dukung lingkungan (carrying capacity), daerah tangkapan air (DTA), retakan bawah di permukaan bumi, evolusi virus hingga H5N1. Maka tidaklah mengherankan, media massa terus mencoba memenuhi kebutuhan pembacanya akan sajian-sajian Iptek. Dengan intensitas dan visi redaksional yang berbeda-beda, setiap media akan mencoba menyajikan tulisan-tulisan Iptek sesuai selera dan segmen pembacanya.

Berita IPTEK dan Artikel IPTEK

Berita-berita Iptek :  bisa berupa laporan peristiwa,liputan dan  wawancara maupun hasil penelitian para ilmuwan dan peneliti,yang  disiapkan oleh redaksi media massa itu sendiri. Sebaliknya artikel iptek berasal dari luar media, yakni dari para penulis, peneliti, ilmuwan, dan pencinta iptek.  Berbeda dengan staf redaksi media yang lebih berbekal pengalaman riset, wawancara dan reportase di lapangan, kalangan penulis luar ini berasal dari disiplin ilmu dan latar pendidikan yang memadai. Mereka ini adalah ilmuwan itu sendiri. Karenanya, para penulis ini dituntut menulis lebih mendalam, tajam, akurat, dan tentu saja dengan gaya penulis yang populer sehingga lebih mudah dimengerti masyarakat luas.

Media massa nasional, pada umumnya menyediakan tempat yang luas untuk pemuatan artikel-artikel iptek populer ini. Namun masalahnya, mereka kesulitan mendapatkan artikel iptek yang menarik dari segi topik, baru dari segi sudut pandang (angle) dan aktual dari segi peristiwanya. Tidak sedikit artikel-artikel yang bagus dari sisi kajiannya, tapi tidak bisa dimuat karena sama sekali tidak relevan dengan peristiwa yang sedang terjadi di tengah masyarakat.

Kiat-kiat agar Tulisan Ilmiah Populer layak di muat di Media Massa

Selain dengan dengan cara mencermati tulisan-tulisan ilmiah yang sudah dimuat. Berikut beberapa kriteria utama agar artikel-artikel iptek yang bisa dipertimbangkan untuk dimuat:
  1. Aktual.

    Hal pertama yang diperhatikan redaktur media ketika menerima kiriman artikel adalah aktualitasnya. Adakah newspeg-nya? Adakah cantolan aktualitasnya pada peristiwa atau kegiatan yang sudah dan sedang berlangsung? Newspeg ini bisa berupa peristiwa itu sendiri, misalnya wabah demam berdarah, banjir, pendaratan wahana robotik di Mars atau aktivitas ilmiah seperti adanya kongres ilmuwan nasional maupun dunia mengenai suatu topik ilmu. Peristiwa penganugerahan Hadiah Nobel  dll. juga bisa dijadikan peg, bisa ke peristiwanya sendiri, atau terkait pada temuan ataupun biografi para pemenang Nobel itu sendiri. Jadi, jika "tidak ada angin, tidak ada ribut" tiba-tiba Anda menulis tentang bioteknologi misalnya, tulisan Anda tidak akan berada pada daftar prioritas yang akan dimuat.
  2. Mengandung unsur baru.

    Jika tulisan Anda sudah aktual, hal lain yang akan diperhatikan redaktur adalah adakah unsur baru dalam tulisan tersebut. Unsur baru ini bisa dilihat dari angle (sudut pandang) tulisan – dalam penulisan karya ilmiah angle ini mungkin mirip dengan perumusan masalah – maupun data-data dan informasi baru yang disajikan. Apakah angle tulisan Anda menarik atau tidak? Sekarang kita ambil contoh. Taruhlah Anda ingin menulis soal wabah flu burung. Jika Anda mengambil angle soal karakteristik flu burung ini, angle serupa pasti banyak dipilih oleh penulis lain. Akibatnya, tulisan Anda harus bersaing dengan para penulis lain, syukur-syukur bisa lolos. Namun, jika Anda memilih angle yang lain, yang menurut Anda pasti tidak banyak diperhatikan oleh penulis lain, berarti Anda sudah selangkah lebih maju dan kemungkinan tulisan Anda untuk dimuat tentu lebih besar lagi. Lalu, seperti apa misalnya angle yang tampil beda itu? Banyak sekali. Anda misalnya, bisa memilih angle evolusi yang sedang berlangsung. Jika dulu, virus tertentu hanya bisa berpindah antara sesama hewan, kini sudah terjadi perpindahan antara hewan dan manusia dengna merujuk ada kasus mad cow, SARS dan flu burung (jadi wabah SARS atau flu burung sebagai peg saja). Jika Anda berhasil mengungkapkan argumen yang meyakinkan soal evolusi virus, akan sulit bagi redaktur untuk tidak memuat tulisan Anda.

  3. Kerangka atau sistematika tulisan.

    Secara substansial, tidak ada perbedaan antara kerangka penulisan artikel iptek populer dengan artikel ilmiah; setidaknya mengandung tiga komponen utama, yakni pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran.

  4. Gaya penulisan.

    Sering kali tulisan yang menarik tapi harus ditolak hanya karena gaya penulisannya sangat "academic-heavy" dan dipenuhi dengan istilah-istilah yang tak disertai padanannya dalam bahasa Indonesia. Anda harus membayangkan, redaktur tidak punya banyak waktu untuk mengedit kembali tulisan Anda, jadi dia cenderung akan memuat tulisan yang sudah jadi dan siap muat saja. Karenanya, cobalah tulis gagasan dan pemikiran Anda dalam bahasa yang sederhana, populer dan hidup. Tempatkan diri Anda sebagai pembaca awam ketika Anda sedang memeriksa hasil akhir tulisan Anda. Kalau Anda merasa istilah yang digunakan masih terlalu "berat", carilah padanan lain yang yang lebih pas – tentunya dengan tidak mengurangi makna ilmiah yang sebenarnya.

  5. Lakukan editing.

    Pengeditan akan semakin menyempurnakan bahasa yang kita gunakan. Anda bisa minta bantuan kepada rekan atau dosen Anda yang telah biasa menulis di media massa untuk tahap pengeditan ini. Atau kalau artikel tersebut ditujukan untuk konsumsi surat kabar, Anda bisa meminta adik Anda yang masih SMA untuk membacanya.

  6. Siapkan Bahan pendukung
    Jangan lupa melengkapi tulisan Anda dengan dengan bahan, foto, gambar, grafik, ilustrasi dan tabel pendukung. Ingat, sebagai artikel iptek, Anda tentu berurusan dengan data, skema, angka, rumus dan referensi tertentu, yang dapat mendukung argumen Anda dalam tulisan tersebut dan Anda merasa hal itu penting untuk diketahui masyarakat.

  7. Mengirimkannya ke media massa, buat Release atau lakukan Media Visit.

    Dalam surat pengantar kepada Redaksi, Anda dapat melampirkan riwayat hidup singkat maupun status Anda saat ini. Pengalaman menunjukkan, Redaksi amat menghargai apabila kita sudah mempunyai pengalaman menulis atau pernah terlibat dalam dunia pers. Pengalaman menulis di pers kampus seperti majalah Ekonomika, Keadilan, Equlibrium, Balairung dapat dijadikan referensi. Apalagi kalau Anda pernah menjadi sebagai staf redaksi atau bahkan pemimpin redaksi suatu media.

  8. Menunggu lampu hijau.

    Dari Redaksi apakah memuat tulisan kita atau tidak. Ini membutuhkan waktu yang berkisar dari sehari hingga 3 bulan; tergantung kepada media mana Anda mengirim artikel. Untuk harian biasanya tenggang waktu menunggu berita pemuatan lebih cepat dibanding majalah atau jurnal ilmiah. Untuk surat kabar atau majalah berkaliber nasional, biasanya Redaksi secara otomatis akan mengirim kembali artikel Anda apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dimuat dengan disertai alasan tidak layak muatnya. Untuk majalah atau jurnal ilmiah yang terbitnya bulanan atau triwulanan, Redaksi biasanya mengabarkan bahwa artikel yang kita kirim akan dimuat pada edisi tertentu.

  9. Terus motivasi dan milintasi.

    Militansi akan membuat motivasi Anda menjadi efektif dan bisa digerakkan. Ketika Anda ingin menulis sesuatu karena topik tersebut memang sangat hangat, lakukanlah segera, dan jangan menunda-nundanya agar tulisan tidak menjadi basi. Ketika tulisan-tulisan Anda dimuat di media massa, sesungguhnya banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh. Selain masyarakat mendapatkan manfaat setelah membacanya.
Gambaran Umum tentang Sistimatika Penulisan Artikel di Media Cetak
  • Judul harus menggambarkan masalah secara umum dari tulisan (menarik singkat dan padat)
  • Prolog berisi tentang pandangan yang dihadapi terhadap suatu permasalahan tulisan
  • Analisis dan argumentasi
  • Solusi pemecahan masalah
Perbandingannya dengan Karya Ilmiah
  • Struktur Penulisan (Anatomi Karya Ilmiah) :
  • Mengatur tentang Pengetikan jenis dan ukuran kertas, besar jenis, tipe huruf
    • Pola Umum 3 bagian :
    - Bagian Pembuka (Halaman sampul halaman pernyataan, abstrak, halaman hak cipta, judul dst)
    - Tubuh tulisan : Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Bahan dan Metode, hasil, pembahasan dan simpulan
  • Bagian akhir (Daftar Pustaka, Lampiran, Catatan Kaki).
Perbedaan Karya Ilmiah Populer dengan Tulisan Ilmiah Populer (Artikel) dalam Media Massa

Karya Ilmiah Populer yaitu Karya Ilmiah lebih sering digunakan untuk suatu kegiatan akademik/pendidikan, lembaga-lembaga riset/penelitian  terhadap suatu permasalahan dan solusinya dengan sistimatika dan metodologi penulisan  yang  ditentukan berdasarkan kaidah-kaidah akademik untuk kepentingan tertentu atau terbatas dalam lingkup kepentingan kegiatan yang dilakukan.

Tulisan Ilmiah Populer (Artikel) dalam Media Massa Merupakan suatu bentuk tulisan yang dibuat untuk dipublikasikan di media massa dengan sistimatika penulisan yang dapat dibuat sedemikian rupa (tujuannya agar menarik dibaca dan cepat dimengerti) dengan tidak terpaku pada kaidah-kaidah penulisan akademik, biasanya berisikan pandangan terhadap suatu persoalan sosial, dampak dan solusi yang ditawarkannya.

Pesamaan Karya Ilmiah Populer dengan Tulisan Ilmiah Populer (Artikel) dalam Media Massa
  • Sama-sama berisikan tentang pandangan dan analisis terhadap suatu persoalan/kebijakan
  • Sama-sama memiliki argumentasi data dan fakta (Artikel biasanya mendapat sanggahan jika ada pandangan yang berbeda karena terpublikasi secara luas, contoh rubrik Opini)
  • Keduanya selalu menawarkan solusi/pemecahan masalah.
DAFTAR PUSTAKA

Suherli, 2007. Menulis Karangan Ilmiah; Kajian dan Penuntun dalam Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Depok: Arya Duta.

STIMIK JABAR, 2005. Pedoman Prosedur Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Penyusunan Karya Tulis Ilmiah; Revisi III.

Brotowidjoyo, M.D. (1985). Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Day, R. (1983). Write and Publish a Scientific Paper. New York: Cambridge University Press.

Departeman Agama RI, 2004. Panduan Penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah Guru Pendidikan Agama Islam; Edisi Revisi. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Tim Instruktur PLPG, 2010. Materi Pendidikan dan Pelatihan Guru Bahasa Inggris. Tasikmalaya: UNSIL.

American National Standards Institute, Inc. (1979). American National Standards for Writing Abstracts. ANZI Z39.14-1979. American National Standards Institute, Inc., New York.

Arifin, E.Z. (1987). Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Mediyatama Sarna Perkasa.

Sumber Lain :

No comments:

Post a Comment