Indikator asam-basa adalah senyawa halokromik yang
ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan
memberikan warna sesuai dengan kondisi [pH] larutan tersebut. Pada temperatur
25° Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut
larutan dikatakan asam, dan di atas nilai tersebut larutan
dikatakan basa. Kebanyakan
senyawa organik yang dihasilkan makhluk hidup mudah melepaskan proton (Bersifat
sebagai Asam Lewis), umumnya Asam Karboksilat dan Amina, sehingga
indikator asam-basa banyak digunakan dalam bidang kimia hayati dan kimia analitik. Mekanisme perubahan warna oleh
indikator adalah reaksi asam-basa, pembentukan kompleks, dan reaksi redoks.
Zat yang bersifat asam basa banyak terdapat dalam
kehidupan sehari hari Asam sitrat, vitamin C tidak lain dari asam askorbat,
asam asetat, yaitu cuka, asam karbonat dapat memberikan rasa segar dalam
minuman ringan, asam sulfat untuk Akumulator.
Contoh basa : Amoniak untuk
pelarut desinfektan. Soda api (natrium hidroksida) untuk membersihkan saluran
bak cuci, alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida untuk obat nyeri
lambung.
Asam dan Basa memiliki sifat - sifat yang berbeda, asam suatu zat yang rasanya asam, korosif (bersifat merusak) dan dapat merubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, sedangkan basa memiliki rasa pahit, licin (kaustik) dan dapat merubah kertas lakmus merah menjadi biru. untuk mengetahui suatu larutan asam atau basa digunakan kertas lakmus (indikator).
Indikator sebagai asam lemah
Lakmus
Lakmus adalah asam lemah. Lakmus
memiliki molekul yang sungguh rumit yang akan kita sederhanakan menjadi HLit.
"H" adalah proton yang dapat diberikan kepada yang lain.
"Lit" adalah molekul asam lemah. Kesetimbangan ini terjadi ketika
asam ini dilarutkan dalam air. Pengambilan versi yang disederhanakan
kesetimbangan ini:
Lakmus yang tidak terionisasi adalah
merah, ketika terionisasi adalah biru.
|
Sekarang gunakan Prinsip Le
Chatelier untuk menemukan apa yang terjadi jika anda menambahkan ion hidroksida
atau beberapa ion hidrogen yang lebih banyak pada kesetimbangan ini.
Penambahan ion hidroksida:
Penambahan ion hidrogen:
Jika konsentrasi Hlit dan Lit- sebanding:
Pada beberapa titik selama terjadi pergerakan posisi
kesetimbangan, konsentrasi dari kedua warna akan menjadi sebanding. Warna yang
anda lihat merupakan pencampuran dari keduanya.
Alasan untuk membubuhkan tanda kutip
disekitar kata "netral" adalah bahwa tidak terdapat alasan yang tepat
kenapa kedua konsentrasi menjadi sebanding pada pH 7. Untuk lakmus, terjadi
perbandingan warna mendekati 50 / 50 pada saat pH 7 – hal itulah yang menjadi
alasan kenapa lakmus banyak digunakan untuk pengujian asam dan basa. Seperti
yang akan anda lihat pada bagian berikutnya, hal itu tidak benar untuk
indikator yang lain.
Jingga metil (Methyl orange)
Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak
digunakan dalam titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna
kuning dan strukturnya adalah:
Ion hidrogen tertarik pada salah
satu ion nitrogen pada ikatan rangkap nitrogen-nitrogen untuk memberikan
struktur yang dapat dituliskan seperti berikut ini:
Kesetimbangan yang sama antara dua bentuk jingga metil seperti pada kasus lakmus – tetapi warnanya berbeda.
Pada kasus jingga metil, pada
setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga
terjadi pada pH 3.7 – mendekati netral.
Fenolftalein
Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang
sering digunakan, dan fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.
Asam lemah tidak berwarna dan
ion-nya berwarna merah muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser
posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna.
Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang
mengarah ke kanan untuk menggantikannya – mengubah indikator menjadi merah
muda.
Setengah tingkat terjadi pada pH 9.3. Karena
pencampuran warna merah muda dan tak berwarna menghasilkan warna merah muda
yang pucat, hal ini sulit untuk mendeteksinya dengan akurat.
Rentang pH indikator
Pentingnya pKind
Berpikirlah tentang indikator yang
umum, HInd – dimana "Ind" adalah bagian indikator yang terlepas dari
ion hidrogen yang diberikan keluar:
Karena hal ini hanya seperti asam
lemah yang lain, anda dapat menuliskan ungkapan Ka untuk indikator
tersebut. Kita akan menyebutnya Kind untuk memberikan penekanan
bahwa yang kita bicarakan di sini adalah mengenai indikator.
Pada
titik ini konsentrasi asam dan ion-nya adalah sebanding. Pada kasus tersebut,
keduanya akan menghapuskan ungkapan Kind.
Hal ini dapat digunakan untuk
menentukan pH pada titik reaksi searah. Jika kita menyusun ulang persamaan yang
terakhir pada bagian sebelah kiri, dan kemudian mengubahnya pada pH dan pKind,
anda akan memperoleh:
Hal itu berarti bahwa titik akhir
untuk indikator bergantung seluruhnya pada harga pKind. Untuk
indikator yang kita miliki dapat dilihat dibawah ini:
indikator
|
pKind
|
lakmus
|
6.5
|
jingga metil
|
3.7
|
fenolftalein
|
9.3
|
Rentang pH indikator
Indikator tidak berubah warna dengan
sangat mencolok pada satu pH tertentu (diberikan oleh harga pKind-nya).
Malahan, mereka mengubah sedikit rentang pH.
Dengan mengasumsikan kesetimbangan
benar-benar mengarah pada salah satu sisi, tetapi sekarang anda menambahkan
sesuatu untuk memulai pergeseran tersebut. Selama terjadi pergeseran
kesetimbangan, anda akan memulai untuk mendapatkan lebih banyak dan lebih
banyak lagi pembentukan warna yang kedua, dan pada beberapa titik mata akan
mulai mendeteksinya.
Sebagai contoh, jika anda
menggunakan jingga metil pada larutan yang bersifat basa maka warna yang
dominan adalah kuning. Sekarang mulai tambahkan asam karena itu kesetimbangan
akan mulai bergeser.
Pada beberapa titik akan cukup
banyak adanya bentuk merah dari jingga metil yang menunjukkan bahwa larutan
akan mulai memberi warna jingga. Selama anda melakukan penambahan asam lebih
banyak, warna merah akhirnya akan menjadi dominan yang mana anda tidak lagi
melihat warna kuning.
Terjadi perubahan kecil yang
berangsur-angsur dari satu warna menjadi warna yang lain, menempati rentang pH.
Secara kasar "aturan ibu jari", perubahan yang tampak menempati
sekitar 1 unit pH pada tiap sisi harga pKind.
Harga yang pasti untuk tiga indikator dapat kita lihat
sebagai berikut:
indikator
|
pKind
|
pH rentang pH
|
Lakmus
|
6.5
|
5 – 8
|
jingga metil
|
3.7
|
3.1 – 4.4
|
fenolftalein
|
9.3
|
8.3 – 10.0
|
Perubahan warna lakmus terjadi tidak
selalu pada rentang pH yang besar, tetapi lakmus berguna untuk mendeteksi asam
dan basa pada lab karena perubahan warnanya sekitar 7. Jingga metil atau
fenolftalein sedikit kurang berguna.
Berikut ini dapat dilihat dengan
lebih mudah dalam bentuk diagram.
Sebagai contoh, jingga metil akan
berwarna kuning pada tiap larutan dengan pH lebih besar dari 4.4. Hal ini tidak
dapat dibedakan antara asam lemah dengan pH 5 atau basa kuat dengan pH 14.
Pemilihan indikator untuk titrasi
Harus diingat bahwa titik ekivalen
titrasi yang mana anda memiliki campuran dua zat pada perbandingan yang tepat
sama. anda tak pelak lagi membutuhkan pemilihan indikator yang perubahan
warnanya mendekati titik ekivalen. Indikator yang dipilih bervariasi dari satu
titrasi ke titirasi yang lain.
Asam kuat vs basa kuat
Diagram berikut menunjukkan kurva pH
untuk penambahan asam kuat pada basa kuat. Bagian yang diarsir pada gambar
tersebut adalah rentang pH untuk jingga metil dan fenolftalein.
Dapat dilihat bahwa tidak
terdapat perubahan indikator pada titik ekivalen.
Akan tetapi, gambar menurun tajam
pada titik ekivalen tersebut yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada
volume asam yang ditambahkan apapun indikator yang anda pilih. Akan tetapi, hal
tersebut berguna pada titrasi untuk memilihih kemungkinan warna terbaik melalui
penggunaan tiap indikator.
Jika anda mengguanakan fenolftalein,
anda akan mentitrasi sampai fenolftalein berubah menjadi tak berwarna (pada pH
8,8) karena itu adalah titik terdekat untuk mendapatkan titik ekivalen.
Dilain pihak, dengan menggunakan
jingga metil, anda akan mentitrasi sampai bagian pertama kali muncul warna
jingga dalam larutan. Jika larutan berubah menjadi merah, anda mendapatkan
titik yang lebih jauh dari titik ekivalen.
Asam kuat vs basa lemah
Kali ini adalah sangat jelas bahwa fenolftalein akan
lebih tidak berguna. Akan tetapi jingga metil mulai berubah dari kuning menjadi
jingga sangat mendekati titik ekivalen.
Anda
memiliki pilihan indiaktor yang berubah warna pada bagian kurva yang curam.
Asam lemah vs basa kuat
Kali ini, jingga metil sia-sia! Akan tetapi,
fenolftalein berubah warna dengan tepat pada tempat yang anda inginkan.
Asam lemah vs basa lemah
Kurva berikut adalah untuk kasus
dimana asam dan basa keduanya sebanding lemahnya – sebagai contoh, asam etanoat
dan larutan amonia. Pada kasus yang lain, titik ekivalen akan terletak pada pH
yang lain.
Anda dapat melihat bahwa kedua
indikator tidak dapat digunakan. Fenolftalein akan berakhir perubahannya
sebelum tercapai titik ekivalen, dan jingga metil jauh ke bawah sekali.
Ini memungkinkan untuk menemukan
indiaktor yang memulai perubahan warna atau mengakhirinya pada titik eqivalen,
karena pH titik ekivalen berbeda dari kasus yang satu ke kasus yang lain, anda
tidak dapat mengeneralisirnya.
Secara keseluruhan, anda tidak akan
pernah mentitrasi asam lemah dan asam basa melalui adanya indikator.
Larutan natrium karbonat dan asam hidroklorida encer
Berikut ini adalah kasus yang
menarik. Jika anda menggunakan fenolftalein atau jingga metil, keduanya akan
memberikan hasil titirasi yang benar – akan tetapi harga dengan fenolftalein
akan lebih tepat dibandingkan dengan bagian jingga metil yang lain.
Hal ini terjadi bahwa fenolftalein selesai mengalami
perubahan warnanya pada pH yang tepat dengan titik ekivalen pada saat untuk pertamakalinya
natrium hidrogenkarbonat terbentuk.
Perubahan
warna jingga metil dengan tepat terjadi pada pH titik ekivalen bagian kedua
reaksi.
No comments:
Post a Comment